Minggu, 14 Oktober 2012

Internet Adiction

Pengertian Internet Adiction


B. Internet Addiction

1. Addiction
Addiction merupakan suatu hubungan emosional dengan suatu objek atau
kejadian, dimana individu yang mengalaminya mencoba untuk menemukan
kebutuhannnya terhadap intimasi.  Addiction (pada tingkat yang paling dasar)
adalah sebuah usaha untuk mengontrol dan memenuhi keinginan untuk
mendapatkan kebahagiaan (Ivan, 2007).
Menurut Arthur T. Horvart (1989) dari  Center for Cognitive Therapy,
addiction adalah:
“An activity or substance we repeatedly carve to experience, and
for which we are willing if necessary to pay a price (or negative
consequences).”
  
Berdasarkan defenisi di atas  addiction berarti tidak hanya hanya terhadap
zat saja tetapi juga terhadap aktivitas tertentu yang dilakukan secara berulangulang dan menimbulkan dampak negatif. Masih menurut Hovart, contoh
kecanduan bisa bermacam-macam, diantaranya karena zat atau aktivitas tertentu
seperti  sexual activity,  gambling,  overspending,  shoplifting, dan sebagainya.
Universitas Sumatera UtaraAddiction tidak selalu menjadi kuat seiring dengan berjalannya waktu. Jika
kenyamanan yang diperoleh dari  addiction merupakan reduksi dari  mood yang
negatif maka  addiction dapat menjadi  coping stress.  Addiction yang kuat akan
menyebabkan perilaku adiktif tersebut terintegrasi dalam aspek kehidupan
individu.
2. Tahap-tahap Addiction
 Tashman (2006) mengungkapkan  addiction terdiri dari 3 tahapan. Ketiga
tahapan tersebut yaitu: 
a. Tahap pertama disebut dengan internal change (perubahan internal)
Tahap ini ditandai dengan individu yang mulai menyadari perubahan  mood
yang dialaminya ketika individu tersebut terlibat dengan sumber  addiction.
Perasaan menjadi mudah marah, dan pada umumnya, menarik diri dan
menjauhkan dirinya dari masalah-masalah dan perasaan yang tidak
menyenangkan. Individu akan makin merasa  addict dengan sumber  addiction
ketika merasakan stress. Mulai tahap ini, individu mulai merasa addict dengan
sumber  addiction. Individu akan menjauh dari orang lain dan mengalami
pengalaman kecanduan. 
b. Tahap kedua disebut dengan life style change (perubahan gaya hidup)
Pada tahap ini, individu membangun kehidupannya disekitar sumber addiction.
Saat ini individu berapa pada tingkat tidak dapat mengontrol tingkah lakunya.
Individu akan berupaya mengatur  kehidupannya disekitar sumber  addiction.
Ketika individu tersebut tidak berhubungan langsung dengan sumber addiction,
maka individu akan terus-menerus memikirkannya.
Universitas Sumatera Utarac. Tahap ketiga disebut dengan life breakdown (rusaknya kehidupan)
Pada tahap ini, individu menganggap semua yang dilakukan benar, menurut
dirinya. Tidak ada yang salah atau gagal. Individu menjadi sulit mengendalikan
perasaannya dan sangat sulit berdiskusi mengenai masalah dalam
kehidupannya. 
3. Pengertian Internet Addiction
Ferris (1997) mengungkapkan bahwa sebagaimana addiction yang lainnya,
internet addiction dapat diartikan sebagai suatu gangguan psikofisiologis yang
meliputi  tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan
respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan
dalam jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya menimbulkan tremor,
kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan
diri), dan terganggunya hubungan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas).    
Internet addiction diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang
ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam
menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat  online
(dalam Weiten &  Llyod, 2006). Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini
akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak  online di internet (Kandell
dalam Weiten &  Llyod, 2006).
Berdasarkan pengertian pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
internet addiction adalah penggunaan internet yang bersifat patologis, yang
ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu menggunakan
Universitas Sumatera Utarainternet, merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan kehidupan nyata, dan
mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya. 
4. Penyebab Internet Addiction
 Ferris (dalam Duran, 2003) mengungkapkan beberapa penyebab seseorang
mengalami internet addiction dilihat dari berbagai pandangan, yaitu:
a. Pandangan behavioris
Menurut pandangan behavioral, internet addiction didasari oleh teori B. F
Skinner mengenai  operant conditioning. Individu mendapatkan  reward
positif, negatif, atau hukuman atas apa yang dilakukannya. Sebagai
contoh, pada individu yang selalu merasa malu untuk bertemu dengan
orang baru dan berkenalan. Bagi individu yang seperti ini, internet dapat
memberikan arti mengenai pengalaman mencintai, membenci, merasa
kepuasan, dan berarti tanpa interaksi tatap muka dengan orang lain.
Pemberian  reward pada pengalaman ini menjadi penguat perilaku pada
diri individu tersebut.
b. Pandangan psikodinamika dan kepribadian
Pandangan ini mengungkapkan  addiction berkaitan antara individu
tersebut dengan pengalamannya. Tergantung pada kejadian pada masa
anak-anak yang dirasakan individu tersebut saat masih anak-anak dan
kepribadiannya yang terus berkembang, yang juga mempengaruhi
perkembangan suatu perilaku addictive, ataupun yang lainnya. Subjek atau
aktivitas bukan merupakan hal yang penting dalam kasus ini, tetapi
individunya, dan apa yang mendasari individu tersebut menjadi addictive.
Universitas Sumatera UtaraPelajar asing yang mengikuti program pertukaran pelajar kemungkinan
akan berinternet agar merasa betah dan dalam proses ini sangat mungkin
dikarenakan keinginan mental individu tersebut sepanjang waktu.
c. Pandangan sosiokultural
Pandangan sosiokultural menunjukkan ketergantungan ini tergantung pada
ras, jenis kelamin, umur, status ekonomi, agama, dan negara.
d. Pandangan biomedis
Pandangan ini menekankan pada adanya faktor keturunan dan kesesuaian,
antara keseimbangan kimiawi antara otak dan neurotrasmiter. Alasan ini
menyerupai penggunaannya dalam menjelaskan pasien ketergantungan
obat-obatan yang membutuhkan penyeimbangan zat kimia pada otaknya,
atau individu yang memiliki kecenderungan terlibat dalam perjudian. 
5. Penggolongan Internet Addiction
 Young, Pistner, O’Mara & Buchanan (1998) mengungkapkan  internet
addiction dapat digolongkan atas lima kelompok, yaitu:
a. Cybersexual Addiction
Individu yang mengalami kecanduan  cybersex  atau pornografi melalui
internet ditandai dengan  ketergantungan melihat, men-download, dan
berlangganan pornografi secara online atau individu dewasa yang terlibat
dalam chat-rooms dengan fantasi seks dewasa. 
b. Cyber-Relational Addiction
Individu yang mengalami kecanduan terhadap chat rooms,  IM, atau situs
hubungan pertemanan yang menimbulkan ketergantungan yang berlebihan
Universitas Sumatera Utaraterhadap hubungan  online. Teman  online menjadi lebih penting bagi
individu dalam kehidupannya nyatanya termasuk keluarga dan temanteman lain. Dalam banyak kasus, ini akan menimbulkan
ketidakharmonisan rumah tangga dan gangguan dalam perkawinan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar