Pengertian Internet Adiction
B. Internet Addiction
1. Addiction
Addiction merupakan suatu hubungan emosional dengan suatu
objek atau
kejadian, dimana individu yang mengalaminya mencoba untuk
menemukan
kebutuhannnya terhadap intimasi. Addiction (pada tingkat yang paling dasar)
adalah sebuah usaha untuk mengontrol dan memenuhi keinginan
untuk
mendapatkan kebahagiaan (Ivan, 2007).
Menurut Arthur T. Horvart (1989) dari Center for Cognitive Therapy,
addiction adalah:
“An activity or substance we repeatedly carve to experience,
and
for which we are willing if necessary to pay a price (or
negative
consequences).”
Berdasarkan defenisi di atas
addiction berarti tidak hanya hanya terhadap
zat saja tetapi juga terhadap aktivitas tertentu yang
dilakukan secara berulangulang dan menimbulkan dampak negatif. Masih menurut
Hovart, contoh
kecanduan bisa bermacam-macam, diantaranya karena zat atau
aktivitas tertentu
seperti sexual
activity, gambling, overspending,
shoplifting, dan sebagainya.
Universitas Sumatera UtaraAddiction tidak selalu menjadi
kuat seiring dengan berjalannya waktu. Jika
kenyamanan yang diperoleh dari addiction merupakan reduksi dari mood yang
negatif maka
addiction dapat menjadi coping
stress. Addiction yang kuat akan
menyebabkan perilaku adiktif tersebut terintegrasi dalam
aspek kehidupan
individu.
2. Tahap-tahap Addiction
Tashman (2006)
mengungkapkan addiction terdiri dari 3
tahapan. Ketiga
tahapan tersebut yaitu:
a. Tahap pertama disebut dengan internal change (perubahan
internal)
Tahap ini ditandai dengan individu yang mulai menyadari
perubahan mood
yang dialaminya ketika individu tersebut terlibat dengan
sumber addiction.
Perasaan menjadi mudah marah, dan pada umumnya, menarik diri
dan
menjauhkan dirinya dari masalah-masalah dan perasaan yang
tidak
menyenangkan. Individu akan makin merasa addict dengan sumber addiction
ketika merasakan stress. Mulai tahap ini, individu mulai
merasa addict dengan
sumber addiction.
Individu akan menjauh dari orang lain dan mengalami
pengalaman kecanduan.
b. Tahap kedua disebut dengan life style change (perubahan
gaya hidup)
Pada tahap ini, individu membangun kehidupannya disekitar
sumber addiction.
Saat ini individu berapa pada tingkat tidak dapat mengontrol
tingkah lakunya.
Individu akan berupaya mengatur kehidupannya disekitar sumber addiction.
Ketika individu tersebut tidak berhubungan langsung dengan
sumber addiction,
maka individu akan terus-menerus memikirkannya.
Universitas Sumatera Utarac. Tahap ketiga disebut dengan
life breakdown (rusaknya kehidupan)
Pada tahap ini, individu menganggap semua yang dilakukan
benar, menurut
dirinya. Tidak ada yang salah atau gagal. Individu menjadi
sulit mengendalikan
perasaannya dan sangat sulit berdiskusi mengenai masalah
dalam
kehidupannya.
3. Pengertian Internet Addiction
Ferris (1997) mengungkapkan bahwa sebagaimana addiction yang
lainnya,
internet addiction dapat diartikan sebagai suatu gangguan
psikofisiologis yang
meliputi tolerance
(penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan
respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat
membangkitkan kesenangan
dalam jumlah yang sama), withdrawal symptom (khususnya
menimbulkan tremor,
kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi,
sulit menyesuaikan
diri), dan terganggunya hubungan sosial (menurun atau hilang
sama sekali, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas).
Internet addiction diartikan Young (1998) sebagai sebuah
sindrom yang
ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat
banyak dalam
menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol
penggunaannya saat online
(dalam Weiten &
Llyod, 2006). Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini
akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online di internet (Kandell
dalam Weiten &
Llyod, 2006).
Berdasarkan pengertian pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa
internet addiction adalah penggunaan internet yang bersifat
patologis, yang
ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk mengontrol
waktu menggunakan
Universitas Sumatera Utarainternet, merasa dunia maya lebih
menarik dibandingkan kehidupan nyata, dan
mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya.
4. Penyebab Internet Addiction
Ferris (dalam Duran,
2003) mengungkapkan beberapa penyebab seseorang
mengalami internet addiction dilihat dari berbagai
pandangan, yaitu:
a. Pandangan behavioris
Menurut pandangan behavioral, internet addiction didasari
oleh teori B. F
Skinner mengenai
operant conditioning. Individu mendapatkan reward
positif, negatif, atau hukuman atas apa yang dilakukannya.
Sebagai
contoh, pada individu yang selalu merasa malu untuk bertemu
dengan
orang baru dan berkenalan. Bagi individu yang seperti ini,
internet dapat
memberikan arti mengenai pengalaman mencintai, membenci,
merasa
kepuasan, dan berarti tanpa interaksi tatap muka dengan
orang lain.
Pemberian reward pada
pengalaman ini menjadi penguat perilaku pada
diri individu tersebut.
b. Pandangan psikodinamika dan kepribadian
Pandangan ini mengungkapkan
addiction berkaitan antara individu
tersebut dengan pengalamannya. Tergantung pada kejadian pada
masa
anak-anak yang dirasakan individu tersebut saat masih
anak-anak dan
kepribadiannya yang terus berkembang, yang juga mempengaruhi
perkembangan suatu perilaku addictive, ataupun yang lainnya.
Subjek atau
aktivitas bukan merupakan hal yang penting dalam kasus ini,
tetapi
individunya, dan apa yang mendasari individu tersebut
menjadi addictive.
Universitas Sumatera UtaraPelajar asing yang mengikuti
program pertukaran pelajar kemungkinan
akan berinternet agar merasa betah dan dalam proses ini
sangat mungkin
dikarenakan keinginan mental individu tersebut sepanjang
waktu.
c. Pandangan sosiokultural
Pandangan sosiokultural menunjukkan ketergantungan ini
tergantung pada
ras, jenis kelamin, umur, status ekonomi, agama, dan negara.
d. Pandangan biomedis
Pandangan ini menekankan pada adanya faktor keturunan dan
kesesuaian,
antara keseimbangan kimiawi antara otak dan neurotrasmiter.
Alasan ini
menyerupai penggunaannya dalam menjelaskan pasien
ketergantungan
obat-obatan yang membutuhkan penyeimbangan zat kimia pada
otaknya,
atau individu yang memiliki kecenderungan terlibat dalam
perjudian.
5. Penggolongan Internet Addiction
Young, Pistner,
O’Mara & Buchanan (1998) mengungkapkan
internet
addiction dapat digolongkan atas lima kelompok, yaitu:
a. Cybersexual Addiction
Individu yang mengalami kecanduan cybersex
atau pornografi melalui
internet ditandai dengan
ketergantungan melihat, men-download, dan
berlangganan pornografi secara online atau individu dewasa
yang terlibat
dalam chat-rooms dengan fantasi seks dewasa.
b. Cyber-Relational Addiction
Individu yang mengalami kecanduan terhadap chat rooms, IM, atau situs
hubungan pertemanan yang menimbulkan ketergantungan yang
berlebihan
Universitas Sumatera Utaraterhadap hubungan online. Teman
online menjadi lebih penting bagi
individu dalam kehidupannya nyatanya termasuk keluarga dan
temanteman lain. Dalam banyak kasus, ini akan menimbulkan
ketidakharmonisan rumah tangga dan gangguan dalam
perkawinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar